Welcome to My Blog, guys:-D

Kamis, 04 April 2013

Tugas Softskill


Prabowo Salahkan Sistem Ekonomi
Penulis : Wisnu Aji Dewabrata | Jumat, 3 Juli 2009 | 19:38 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com — Calon wakil presiden Prabowo Subianto kembali menyinggung sistem ekonomi yang belum berhasil menyejahterakan rakyat Indonesia. Hal itu diungkapkan Prabowo dalam orasinya di depan ribuan massa pendukung Megawati-Prabowo di lapangan parkir Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/7).
Kampanye tersebut rencananya dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri dan Prabowo. Namun, hanya Prabowo yang hadir sedangkan Megawati berhalangan hadir.
Prabowo mengatakan, sejak Indonesia merdeka, sistem ekonomi yang ada tidak membawa kemakmuran. Sistem ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang, kelompok yang kaya semakin kaya tetapi kelompok yang miskin semakin miskin.
"Kami ingin mengubah sistem ekonomi yang keliru dan kembali ke sistem ekonomi sesuai Undang-Undang Dasar. Kekayaan Indonesia harus kembali dinikmati bangsa Indonesia," kata Prabowo.
Komentar kami     :

1         1.     Wardah Solihah (27212659)   

Setelah saya membaca artikel diatas saya dapat memberi aurgumen bahwa secara umum, kita semua sudah tahu apa-apa saja yang menjadi masalah dan sumber masalah Ekonomi di Indonesia. seperti masalah pengangguran, kemiskinan, sulitnya kesehatan, sulitnya pendidikan, keamanan bahkan ulah para koruptor, dsb.
Waktu itu saya pernah membaca berita di salah satu Koran  pasangan Megawati – Prabowo sepakat untuk membangun ekonomi kerakyatan. Bahkan, pasangan ini sudah berbagi tugas. Prabowo ditugaskan menangani masalah perekonomian untuk fokus membangun ekonomi kerakyatan .Namun, kita pun tidak mungkin lupa pada masa kepemimpinan Megawati pula aset-aset negara banyak dijual atas nama privatisasi.
Apa yang para capres dan cawapres tersebut ucapkan hanyalah sebatas wacana tanpa solusi nyata untuk mengatasi masalah ekonomi bangsa ini. Nah untuk itu dalam mewujudkan perekonomian yang mandiri dibutuhkan ketegasan dalam menghentikan campur tangan asing. Salah satunya dengan menutup pintu masuk campur tangan asing itu, yaitu utang luar negeri. Maka dari itu Indonesia akan lebih sejahtera bersama rakyatnya "Sayapun setuju dengan pendapat pak Prabowo dengan mengubah sistem ekonomi kembali ke sistem ekonomi sesuai Undang-Undang Dasar sehingga kekayaan Indonesia dapat kembali dinikmati bangsa Indonesia.

2.     Suriana Juniarti (27212205)

Dalam artikel ini, opini prabowo terhadap sistem ekonomi di Indonesia dapat dikatakan benar bahwasistem ekonomi belum berhasil mensejahterkan rakyat Indonesia. Prabowo mengatakan, sejak Indonesia merdeka, sistem ekonomi yang ada tidak membawa kemakmuran. Setuju, sebab hal ini terbukti dari kondisi rakyat Indonesia yang memprihatinkan dapat kita lihat dari tingginya peengangguran, tingginya tingkat kemiskinan, di Indonesia. Seharusnya, tercapainya kemakmuran yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan kebendaan angota masyarakat adalah tujuan akhir dari suatu sistem ekonomi.
Dan apabila sistem ekonomi Indonesia kembali ke sistem ekonomi UUD maka haruslah sistem ekonomi tersebut dapat mengubah bangsa Indonesia kearah yang lebih baik terutama kemakmuran rakyatnya. Seperti halnya bumi, air, dan kekayan alam yang ada di Indonesia dapat dipergunakan untuk kemakmuran rakyat dan memberikan kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.

3.     Siti Latifah (27212060)

Saya setuju dengan pendapat Pak Prabowo Subianto tersebut, bahwa pada kenyataannya  perekonomian di Indonesia ini sangat tidak stabil dan tidak adil. Karena yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Seharusnya Negara kita ini menganut sistem ekonomi kerakyatan atau sistem ekonomi yang sesuai dengan Undang – Undang Dasar 1945. Karena dengan menganut sistem ekonomi kerakyatan Negara kita ini akan adil dan sejahtera kepada rakyat – rakyat kecil. Sebenarnya sumber kemiskinan di Indonesia ini terjadi karena sistem ekonomi yang salah dan kesombongan para pemimpin bangsa. Pak Prabowo memberi contoh, sejak tahun 1997-2008 seharusnya keuntungan yang didapatkan pemerintah dari ekspor impor sebesar Rp 250 triliun per tahun. Namun Bank Indonesia selalu menyatakan bahwa devisa negara tak pernah diatas 60 miliar dollar AS. Kemana 240 milliar dollar ? Ini belum ada jawaban dari pemerintah karena sistem yang dianut adalah sistem liberal. Bebas membocorkan kekayaan negara dan mengalir keluar negeri, ungkap putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo ini.
Sebenarnya Negara kita ini kaya akan sumber daya alamnya. Buktinya batang saja bisa menjadi singkong. Nah Karena di Indonesia pengetahuan pendidikan sangat minim, jadi rakyat kecil tidak begitu tau banyaknya hal penting yang ada di Negara kita ini. Seharunya  pemerintah memanfaatkan kekayaan alam yang ada ? Jika saja pemerintah berfikir dengan baik dan cerdik pasti Negara kita ini bisa membuat lapangan kerja untuk rakyat – rakyat kecil, dan mengurangi pengangguran yang ada. Ya walaupun hanya bekerja  mengolah lahan yang kosong untuk di jadikan sawah / lahan pertanian, tetapi hal itu sangat penting dan bermaanfaat bagi rakyat kecil untuk mendapatkan uang dan sesuap nasi.

4.     Setiyanti Rianta (26212947)

Saya setuju dengan artikel ini, karena memang kenyataan sejak Indonesisa merdeka, sistem ekonomi berpola ortodoks, tidak membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Sitem ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang, sekelompok orang yang kaya semakin kaya tetapi kelompok yang miskin semakin miskin. Kekakayaan Indonesia harus kembali dinikmati bangsa Indonesia, bukan di jual ke Negara lain dan juga bukan ketergantungan mengimpor barang dari Negara lain. Jadi saya sangat setuju sistem Indonesia harus berubahmenjadi sistem ekonomi heterodoksdan ekonomi yang pro terhadap kepentingnan nasional. Dengan adanya ekonomi heterodoks ini, maka kita akan menyegarkan, mempluralkan, dan mendemokrasikan ilmu ekonomi, serta membuat sistem ekonomi yang lebih sesuai dengan konteks masyarakat dan kebutuhahn rakyatnya agar dapat membawa kemakmmran bagi rakyat, dan yang pasti membawa lebih banyak manfaat dan dampak positif bagi Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar