Manajemen
Sumber Daya Manusia
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Organisasi
pada dasarnya merupakan kerjasama dua orang atau lebih dalam rangka mencapai
tujuan. Menurut Sutarto (dalam Usman, 2009:146) organisasi adalah kumpulan
orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial.
Defenisi yang dikemukakan Sutarto menekankan kepada tiga hal yaitu (1) adanya
kumpulan orang, (2) ada proses pembagian kerja antara orang-orang tersebut, dan
(3) ada sistem kerjasama atau sistem sosial di antara orang-orang tersebut.
Dalam
mencapai tujuannya, organisasi memerlukan berbagai macam sumber daya. Mulai
dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber daya
informasi. Setiap sumber daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing.
Sebagai suatu sistem, sumber daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan
saling bekerja sama sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Sumber daya
manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi memegang
peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sumber
daya manusia menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang dimiliki oleh
organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Mesin-mesin berteknologi canggih
sekalipun tidak akan ada artinya, jika sumber daya manusia yang menjalankannya
tidak berkualifikasi untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan sumber daya
informasi. Sebaik dan selengkap apapun informasi yang diterima oleh organisasi,
tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya manusia yang ada tidak
mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna bagi perkembangan dan
kemajuan organisasi.
Sumber daya
manusia adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan terhadap
usaha mencapai tujuan organisasional. Dalam ilmu kependudukan, konsep sumber
daya manusia ini dapat disejajarkan dengan konsep tenaga kerja (manpower) yang
meliputi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja yang bekerja disebut juga dengan pekerja. (Ndraha, 1999)
Namun demikian perlu juga diperhatikan
bahwa jumlah sumber daya manusia yang banyak juga belum dapat digunakan
sebagaipegangan bahwa
sebuah negara atau organisasi akan maju, jika SDM yang ada tersebut kualitasnya rendah atau
tidak produktif,bahkan disebuah negara yang jumlah manusia banyak namun
tidakproduktif justru dapat menjadi benalu untuk memberatkan negara.Untuk itu
yang diperlukan adalah manusia yang berkualitas, danmanusia yang berkualitas tersebut berhimpitan langsung denganmanusia
yang produktif, menjadi manusia yang produktif.
Lingkungan
menuntut perubahan konstan pada sebuah organisasi. Untuk memenuhi tantangan
ini, organisasi perlu menjadi dinamis dan mudah beradaptasi. Mereka perlu
memiliki orang yang tepat ditempat untuk memenuhi perubahan kebutuhan. Hal ini
melibatkan perencanaan tenaga kerja yang mencakup seluruh organisasi.
Perencanaan ini memastikan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya tidak
hanya sekarang tetapi juga dimasa depan. Perencanaan tenaga kerja melibatkan
berpikir ke depan agar sesuai individu dengan keterampilan yang tepat ke dalam
berbagai bagian organisasi. Hal ini memungkinkan organisasi untuk fokus dengan
kegiatan perekrutan mereka. Ini memberikan perkiraan apakah kebutuhan sekarang
dan masa depan dapat dipenuhi oleh staf yang ada. Di mana staf tidak dapat
dilatih ulang atau didistribusikan, organisasi menyusun deskripsi pekerjaan
untuk memulai proses perekrutan.
1.2 Indentifikasi Masalah
Pertanyaan
mendasar adalah mengapa manajemen sumber daya manusia menjadi begitu penting
bagi organisasi? Barangkali hal ini terkait dengan keinginan semua manajer yang
tidak ingin karyawannya melakukan kesalahan. Misalnya, seorang manajer tentu
saja tidak ingin, (1) mempekerjakan orang yang salah untuk pekerjaan tersebut,
(2) mengalami proses penggantian karyawan yang tinggi, (3) orang-orang yang
diandalkan tidak melakukan yang terbaik, (4) menghabiskan waktu untuk wawancara
yang tidak berguna, (5) membuat perusahaan dituntut oleh pengadilan karena
tindakan diskriminatif, (6) membuat perusahaan diawasi oleh pengawas
undang-undang keamaan pekerjaan federal karena tidak memerhatikan keamanan, (7)
mengakibatkan sebagian karyawan berpikir bahwa gaji mereka tidak adil dan tidak
sebanding dengan karyawan lain dalam organisasi, (8) membiarkan kurangnya
pelatihan mengakibatkan berkurangnya efektivitas, dan (9) melakukan praktik
pekerjaan yang tidak adil. (Dessler, 2006:5)
Siagian (1995)
melihat adanya suatu fenomena adminsitratif yang belum pernah terlihat
sebelumnya, yaitu semakin besarnya perhatian dan semakin banyaknya pihak yang
menyadari pentingnya manajemen sumber daya manusia. Politisi, tokoh industri,
para pembentuk opini seperti pimpinan media massa, para birokrat di lingkungan
pemerintahan, dan para ilmuwan yang menekuni berbagai cabang ilmu terutama
ilmu-ilmu sosial menunjukkan perhatian yang semakin besar terhadap manajemen
sumber daya manusia.
Penerapan
manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu bidang kajian manajemen di
lapangan, juga menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang ada pada umumnya,
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan dan sebagainya.
Hanya saja, dalam manajemen sumber daya manusia, kajian manajemen lebih
diarahkan dan dititikberatkan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya
dalam organisasi. Hal ini akan berkaitan erat nantinya dengan manusia sebagai
makhluk individu, makhluk sosial, yang memiliki berbagai macam kebutuhan yang
ingin dipenuhinya dengan bergabung ke dalam organisasi.
Flippo (1994)
mengidentifikasi, setidaknya ada sepuluh fungsi-fungsi yang dijalankan oleh
manajemen sumber daya manusia. Flippo membaginya ke dalam dua kelompok besar,
yaitu fungsi-fungsi manajemen, dan fungsi-fungsi operasional. Fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1)
perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing),
(3) pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling).
Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya
manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2)
pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5)
pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
Salah satu
kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia khususnya
dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan. Dengan menganalisis suatu
pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam pekerjaan
itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh sumber daya manusia
yang akan menduduki posisi itu.
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
·
menganalisis pekerjaan sebagai salah satu bidang
pekerjaan perencanaan manajemen sumber daya manusia.
·
untuk lebihmengetahui secara mendalam
bahwa setiap organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi harus didukung oleh SDM
yang handal dan mempunyia produktivitas kerja yang tinggi.Melalui prduktivitas kerja yang tinggi organisasi
akan dapat bersaing dalam menghadapi kancah persaingan era bisnis
global.
1.5 Metode Penulisan
Metode penelitian merupakan
suatu cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian
kepustakaan (Library Research)yaitu suatu metode pengumpulan data yang
diperoleh dari buku-buku, diktat-dikat dan literatur-literatur
serta informasi-informasi lainya yang berhubungan dengan penulisan malakah ini. Selain itu,
penulis melakukan searching internet untuk pengumpulan data.
BAB
II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Manajemen Sumber
Daya Manusia
Manajemen
Sumber Daya Manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaandan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberianbalas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen
sumber daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan
dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada
individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaantersebut dikembangkan
secara maksimal di dalam dunia kerja untukmencapai tujuan organisasi dan
pengembangan individu pegawai Dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan, permasalahanyang hadapi manajemen bukan
hanya terdapat pada bahan mentah,alat-alat
kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerjasaja, tetapi juga
menyangkut karyawan (SDM) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya
tersebut. Namun , perlu diingat bahwasumber daya manusia sendiri sebagai faktor
produksi, seperti halnyafaktor produksi lainnya, merupakan masukan (input) yang
diolah olehperusahaan dan menghasilkan
keluaran (output). Karyawan baruyang belum mempunyai keterampilan dan
keahlian dilatih, sehingga menjadi karyawan
yang terampil dan ahli. Apabila di dilatih lebihlanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan menjadi karyawan
yang matang. Pengelolaan sumber daya manusia inilahyang disebut SDM. Mengingat
pentingnya peran SDM dalam perusahaan agar tetap”survive” dalam iklim persaingan bebas tanpa batas, maka peranManajemen SDM tidak lagi hanya menjadi tanggung
jawab parapegawai dan karyawan, akan
tetapi menjadi tanggung jawabpemimpin
perusahaan.Pengelolaan manajemen SDM tentu sajaharus dilaksanakan oleh pemimpin yang profesional. Seorangmanajer
SDM dalam kapasitasnya sebagai staf harus bekerja sama dengan line manager dalam menangani berbagai masalah SDM.Para
line manager berfungsi sebagai
pendorong,memotivasi karyawan untuk
bekerja produktif dan manajer SDM berfungsi menyediakan tenaga kerja
bagi divisi atau dipartemen yang dipimpin oleh line manager itu dengan SDM yang sesuai dengan kebutuhan divisi/departemen
tersebut. Bila pengelolaan SDM dapat
dilaksanakan secara professional,diharapkan SDM dapat bekerja secaraa
produktif. Pengelolaan SDM secara
professional ini harus dimulai sejak perekrutan , seleksi,pengklasifikasian, penempatan sesuai dengan
kemampuan,penataran/pelatihan dan pengembangan kariernya.
2.2 Peran Fungsi,Tugas dan Tanggung Jawab
Manajemen Sumber Daya Manusia.
`Peranan karyawan bagi sebuah perusahan berupa
keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Berbicara mengenai peranan tenaga kerja, harus
dibedakan antara mereka yang memiliki pekerjaan dan mereka yang bekerja.
R.Kyosaki menyebutnya dalam empat tingkatan (quadrant) yaitu self employed,
employe, pebisnis dan investor. Karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang
lain dengan menjual jasa mereka; waktu, tenaga dan pikiran untuk perusahan dan
mendapat kopensasi dari perusahan tersebut. Namun berbicara mengenai tenaga
kerja ini masih umum. Karena ada yang tidak bekerja, yang bekerja (pada orang
lain/negara/swasta) dan mereka yang bekerja sendiri.
Dalam MSDM yang ingin ditelah adalah
karyawan (mereka yang menjual jasa-pikiran, tenaga dan waktu- kepada orang lain
atau perusahaan. Disini terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak dan
kewajiban masing-masing.
Perencanaan
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga
kerja (Preparation and selection)Persiapan. Dalam proses persiapan
dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan
berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya,
waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan
baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal
seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Rekrutmen &
Seleksi
Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm
oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang
ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/job description dan juga
spesifikasi pekerjaan/job specification.
- Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi
tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari
sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu
dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat
hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar
dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview
dan proses seleksi lainnya.
Menurut Cut Zurnali (2010), sebuah
organisasi atau perusahaan harus dapat mencari dan menarik calon karyawan yang
memiliki kemampuan bekerja dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, yang biasa disebut sebagai pekerja pengetahuan (knowledge worker).
Mengutip pendapat Drucker (2002:135): Kontribusi manajemen yang paling penting
yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah meningkatkan produktivitas kerja
pengetahuan (knowledge work) sekaligus meningkatkan produktivitas pekerja
pengetahuan (knowledge worker). Produktivitas kerja pengetahuan (knowledge
work) berarti perusahaan meningkatkan cakupan kerjanya pada pemanfaatan
teknologi yang berbasis pengetahuan, termasuk didalamnya memanfaatkan
semaksimal mungkin penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
meningkatkan profitabilitas sekaligus memperkuat daya saing (competiveness)
perusahaan. Kerja pengetahuan adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap
perusahaan atau setiap organisasi, baik organisasi laba (perusahaa atau
korporasi) maupun organisasi nirlaba (seperti kantor-kantor pemerintah atau
NGO). Sedangkan peningkatan produktivitas pekerja pengetahuan (knowledge
worker) bermakna bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin pengetahuan dan
kemampuan para pekerja pengetahuan dalam menjalankan setiap pekerjaan atau
tugas yang diberikan perusahaan kepada mereka.
Cut Zurnali (2010) mendefinisikan
pekerja pengetahuan atau knowledge worker (K-Worker) sebagai karyawan sebuah
organisasi yang bertanggung jawab untuk mendesain, membangun, menguji,
memelihara, dan mengoperasikan infrastuktur dan aplikasi keorganisasian dengan
sentuhan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien sekaligus dapat memberikan kepuasaan bagi
para stake holder organisasi tersebut.
Lebih lanjut dipaparkan bahwa kekhasan
pekerja pengetahuan terletak pada adanya otonomi untuk menikmati kebebasan
dalam pekerjaan, bergerak, dan melawan perintah dan budaya pengendalian. Dalam
perkembangannya, K-worker cenderung memiliki kemampuan mengoperasikan
perusahaan sehingga mereka dapat memiliki satu atau lebih perusahaan yang dapat
berupa perusahaan komersial ataupun perusahaan non profit. Beragam perusahaan
pengetahuan dapat memilih untuk membantu menempatkan bidang pengetahuan dan
teknologi yang biasanya ditujukan untuk pengembangan kemampuan dalam industri
utama seperti industri telekomunikasi, pendidikan dan konsultan, pertambangan,
otomotif, semi konduktor, dan bioteknologi.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan
oleh Cut Zurnali tersebut, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada era
sekarang ini sudah saatnya sebuah departemen SDM merekrut karyawan-karyawan
dengan kualifikasi knowledge worker agar sebuah organisasi atau perusahaan
dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan
keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat
ini tapi juga di masa depan.
Pelatihan,
Pengembangan & Penilaian Prestasi
- Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development
and evaluation). Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau
perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja
yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta
meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan
evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat
rendah maupun yang tinggi.
- Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation
and protection). Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja
pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang
tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada
pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi
yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau
pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi
juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat
tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan
bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada artikel lain pada
situs organisasi.org ini.
Promosi,
Pemindahan dan Pemisahan
- Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi
penugasan kembali seorang pegawai pada sebuah posisi yang kemungkinan
besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan tanggung jawab, hak dan
kesempatan yang lebih besar. Demosi, kadang-kadang disebut transfer ke
bawah, adalah sebuah jenis transfer meliputi pemotongan pembayaran, hak
dan kesempatan.
- Pemisahan, disebut juga pemberhentian, bahkan sering
disebut downsizing, adalah perpindahan sementara atau tidak
definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya adalah untuk
mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan
perusahaan semakin serius.
- Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan
pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi atau karena
tidak menunjukkan kinerja yang cukup.
- Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari
organisasi atas inisiatif organisasi atau kemauan pegawai sendiri.
- Pengunduran diri adalah pemisahan pegawai yang telah
menyelesaikan masa kerja maksimalnya dari organisasi atau umumnya di kenal
dengan istilah pensiun.
BAB III
Analisa Pembahasan
3.1 Analisi
Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam pembuatan strategi dibutuhkan
pedoman untukmengetahui apa saja yang harus dilakukan,yaitu mengetahui jenis karakter
orang yang akandipekerjakan,
memikirkan jenis program dan inisiatif SDM yang harus dibuat.Panduan pertama mengetahui jenis karakter orang yang
perludikelola dan yang akan menjalankan bisnis, supaya sesuai dengantujuan
bisnis stratejik.Hal yang penting kedua dalam merumuskan strategi SDM adalahmemikirkan jenis program dan inisiatif tentang SDM
yang harusdidesian dan diterapkan
untuk memikat, mengembangkan dan mempertahankan staf agar berkompetisi
secara efektif.Sumber Daya Manusia merupakan
salah satu dimensi utamadalam
manajemen SDM. Dalam hal SDM yang harus diperhatikan adalah tingkat
keterampilan serta kemampuan staf, dan kapabilitas manajemen, Ketiga hal
tersebut terkait langsung dalam pembuatan strategi SDM. Dengan mengetahui tingkat keterampilan dan
kemampuan staf,maka perusahaan dapat menentukan arah startegi SDM- apakahakan
memperbanyak pendidikan dan pelatihan, akan menaikan gajiatau imbalan , akan meningkatkan teknologi atau
strategi-strategi lain. Dengan
mengetahu tingkat kapabilitas manajemen, makastrategi SDM yang
ditetapkan pun bisa menjadi efektif – apa jadinyabila para menejer tidak menguasai suatu praktik MSDM yangmenjadi
salah satu startegi SDM. Manajemen SDM
melakukan pengelolaan manusia (karyawan) dalam hal perencanaan tenaga kerja, perekrutan dan seleksi,pelatihan
dan pengembangan, penilaian kinerja, kompensasi, hinggaadministrasi tentang
tenaga kerja.
Dengan mengelola SDM diharapkan akan
mendapatkankaryawan
yang mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi. Pengelolaan SDM harus
dilaksanakan secara profesional, dimulaisejak
perekrutan, seleksi, pengkelasifikaisan, penempatan sesuai dengan kemampuan, penataran/pelatihan dan
pengembangan karirnya. Sehingga akan
didapat SDM yang dapat bekerja secara produktif, yang akhirnya tujuan
dari suatu perusahaan akan tercapai.
3.2 Analisis Pekerjaan dalam Manajemen
Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis
pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis dan pekerjaan. Analisis merupakan
aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen,
atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah
sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah
dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji,
mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu
pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127)
Analisis
pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo
(1994), “Analisis pekerjaan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan
tertentu.” Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis
pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu
pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.
Menurut
Dessler (2006) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk
menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan
karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis
pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan
(daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang
yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler
penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan
beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan, (1) aktivitas pekerjaan,
(2) perilaku manusia, (3) mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,
(4) standar prestasi, (5) konteks pekerjaan, dan (6) persyaratan manusia.
2. Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis
pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada
beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan. Adapun tujuan analisis
pekerjaan yaitu, (1) memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat, (2)
memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja, (3) menciptakan iklim dan kondisi
kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan
menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan
spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan,
(3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6)
organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhanm dan (10)
penataan kembali pekerjaan. Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Flippo
terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses analisis pekerjaan
dipergunakan untuk, membuat rincian kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan
tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi
(70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%),
dan seterusnya.
3. Metode Analisis Pekerjaan
Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana metode yang digunakan dalam menganalisis pekerjaan?
Menurut Sastrohadiwiryo (2002), metode yang biasa digunakan dalam analisis
pekerjaan adalah metode kuesioner, metode wawancara, metode pencatatan rutin,
dan metode observasi,
Metode
kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data secara tertulis dibagikan
kepada tenaga kerja operasional atau para kepala departemen, untuk mengisi
keterangan dan fakta yang diharapkan. Pada umumnya kuesinoer memuat (1)
pertanyaan mengenai pekerjaan yang dilakukan, (2) tanggung jawab yang
diberikan, (3) kecakapan, keahlian, atau pelatihan yang diperlukan, (4) kondisi
yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan (5) figur atau jenis
yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Metode
wawancara dilakukan denga tenaga kerja operasional atau dengan kepala
departemen mereka, dan dapat juga dengan kedua-duanya. Di samping itu, para
penyelia sering ditugaskan untuk memperoleh data analisis pekerjaan. Keuntungan
dari metode ini adalah penyajian keterangan dan fakta dari pihak pertama. Namun
metode ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.
Metode
selanjutnya yang dapat digunakan dalam analisis data yaitu metode pencatatan
rutin. Dalam metode ini, tenaga kerja diperintahkan mencatat hal yang
dikerjakan tiap hari secara rutin, alokasi yang dibutuhkan, saat dimulai dan
saat akhir tiap-tiap tugas itu dilakukan. Alokasi waktu yang lama, dan
pengerjaan yang cermat dan rutin merupakan kelemahan dari metode ini.
Metode
observasi pada umumnya dilakukan oleh job analyst yang sebelumnya memperoleh
pelatihan dan upgrading secara khusus. Metode observasi biasanya tidak
dilakukan bersamaan dengan metode wawancara job analyst mengadakan
observasi terhadap masing-masing pekerjaan dan mengadakan wawancara dengan
tenaga operasional serta kepala departemen mereka.
3.3 Analisa Produktivitas
Untuk mengetahui apakan seorang
karyawan itu produktif atautidak, dapat dilakukan dengan pengukuran produktivitas.
Tanpapengukuran,
maka kita tidak akan mungkin dapat mengatakanbahwa orang itu produktif sementara kita tidak mengukurnya,
makakesimpulannya diambil dengan spekulasi, sehingga tidak ilmiah
ataukesimpulan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya J. Raviyanto Putra dan
kawan-kawan mengatakanbanyak
cara untuk meningkatkan produktivitas di antaranya :
a.Dengan
meningkatkan keluaran dan mempertahankan masukan.
b.Meningkatkan keluaran dengan proposi yang lebih besar
daripada pertambahan masukan.
c.Meningkatkan keluaran dan menurunkan masukan
d.Mempertahankan keluaran dan menurukan masukan
e.Menurunkan keluaran dan menurunkan masukan denganproporsionalitas yang lebih besar.
Jika seorang karyawan mempunyai produktivitas yang tinggi,
danmemberikan keuntungan terhadap lajunya
pertumbuhan suatuperusahaan maka
dapat diberikan penghargaan sebagai motivasi.Penghargaan tersebut dapat berupa pemberian bonus ataukompensasi.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan bab-bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulkan sebagai
berikut.
- Manajemen
sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam
organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
- Fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri
dari, (1) perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing),
(3) pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling).
Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber
daya manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2)
pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5)
pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
- Salah
satu kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia
khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan. Dengan
menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan
dilakukan dalam pekerjaan itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus
dikuasai oleh sumber daya manusia yang akan menduduki posisi itu.
·
Pesatnya pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat daritingkat produktivitas
karyawan. Jika suatu perusahaanmempunyai
karyawan yang produktivitasnya tinggi, maka akanberpengaruh terhadap keuntungan
perusahaan tersebut.
B.
Saran
Dalam
makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia hendaknya dijalankan
dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya
manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi. Perkembangan
psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya
manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam
organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar