Welcome to My Blog, guys:-D

Minggu, 31 Maret 2013


5 Manfaat Baca Buku untuk Kesehatan


Kebanyakan orang begitu sibuk dengan kehidupannya sehingga tidak cukup waktu untuk membaca buku, orang lebih senang menonton film, televisi atau bermain komputer. Padahal membaca tidak hanya memperkaya wawasan tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan.
Rajin membaca dapat membuat orang kaya akan wawasan dan informasi. Selain itu, membaca untuk bermanfaat untuk otak dan kesehatan.
Setidaknya ada 5 manfaat membaca untuk kesehatan, yaitu:
1. Melatih otak
Salah satu keuntungan membaca buku adalah sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak dituntut unutk berpikir lebih sehingga dapat membuat orang semakin cerdas. Tapi untuk latihan otak ini, membaca buku harus dilakukan secara rutin.
2. Meringankan stres
Stres adalah faktor risiko dari beberapa penyakit berbahaya. keindahan bahasa dalam tulisan dapat memiliki kemampuan untuk menenangkan dan mengurangi stres, terutama membaca buku fiksi sebelum tidur. Cara ini dianggap bagu untuk mengatasi stres.
3. Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer
Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan) secara teratur dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit Alzheimer.
Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, Sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.
4. Mengembangkan pola tidur yang sehat
Bila Anda terbiasa membaca buku sebelum tidur, maka itu bertindak sebagai alarm bagi tubuh dan mengirimkan sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Ini akan membantu Anda mendapatkan tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari.
5. Meningkatkan konsentrasi
Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.
Jadi jangan hanya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton televisi atau bermain game komputer, tetapi juga luangkan waktu untuk membaca buku. Kebiasaan baik itu tidak hanya akan menyegarkan pikiran tetapi juga memberi manfaat untuk kesehatan dan kehidupan.



“INFLASI 
dan 
PENGANGGURAN”

BAB I
                                                    Pendahuluan


1.1             Latar Belakang Masalah

       Salah satu penyakit perekonomian yang tidak dikendaki oleh setiap rezim pemerintahan manapun adalah inflasi dan pengangguran. Inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat, yang akan berdampak buruk pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Pengangguran bukan hanya berdampak negatif terhadap pelemahan pendapatan nasional, tetapi lebih dari itu, pengangguran yang tidak terkendali memicu konflik sosial dan kestabilan nasional.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa bangsa indonesia banyak sekali mengalami masalah yang sekarang – sekarang ini yang paling hangat adalah pengangguran dan kenaikkan BBM. Semakin banyaknya pengangguran di Indonesia yang dari tahun ketahun bukannya berkurang malah semakin banyaknya pengangguran – pengangguran yang terjadi. Danjuga semakin beratnya beban kehidupan yang disertai dengan terjadinya inflasi di indonesia ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang hal – hal yang berkaitan tentang pengangguran dan inflasi, mengapa hal itu bisa terjadi. Didalam makalah ini saya akan menjelaskannya sedetail – detailnya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah Pengantar Makroekonomi semester dua ini, yang didalamnya membahas mengenai definisi pengangguran dan inflasi, macam – macam pengangguran dan inflasi, faktor – faktor apasaja yang dapat mengakibatkan terjadinya pengangguran dan inflasi dan akibat – akibat yag ditimbulkan. Maka makalah ini saya beri judul “ INFLASI dan PENGANGGURAN“

1.2 Tujuan Pembahasan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
  1. Mendefinisikan pengertian dari inflasi dan pengangguran
  2. Mendefinisikan jenis serta pembagian dari inflasi dan penganguran 
  3. Menjelaskan mengenai permasalah inflasi dan pengangguran yang terjadi di indonesia
    1. Menjelaskan bagaimana cara menanggulangi permasalah inflasi dan pengangguran
    2. Menarik kesimpulan mengenai pembahasan tentang inflasi dan pengangguran 
           BAB II
                                                               Landasan Teori


A.                INFLASI
2.1             Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakantelah terjadi inflasi: Kenaikan Harga, bersifat Umum, berlangsung Terus-menerus.
Laju Inflasi dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
tingkat harga (tahun t)-tingkat harga (tahun t-1)
————————————————————————-x 100
tingkat harga (tahun t-1)

Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mngukur inflasi antara lain :
1.      Indeks biaya hidup  (Consumer price index)
Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup.
2.      indeks harga perdagangan besar (wholesale pirce index) 
indeks perdangangan besar meniti beratkan pada sejumlah barang pada tingkat pedangangan besar.
3.      GNP deflator
GNP deflator adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan dua indeks di atas, dalam cakupan barangnya. GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang mencangkup dalam perhitungan GNP, jadi lebih banyak jumlahnya bila dibanding dengan dua indeks di atas GNP deflator diperoleh dengn membagi GNP nominal (diatas harga Berlaku) dengan GNP rill (atas dasar harga konstans)
GNP Deflator  =  GNP nominal x 100
                              GNP rill
2.2              Jenis-jenis Inflasi
Inflasi dapat digolongkan menjadi berikut ini :
  1. Penggolongan didasarkan pada parah tidaknya inflasi
    1. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun). Inflasi ringan atau disebut juga dengan Inflasi moderat, ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara melambat atau biasa disebut dengan inflasi satu digit per tahun.
    2. Inflasi sedang (antara 10-30% setahun).
    3. Inflasi berat(antara 30%-100% setahun). Inflasi ganas, inflasi dalam dua digit atau tiga digit seperti 30, 200 atau 300 persen per tahun. Jika inflasi ganas timbul maka timbullah gangguan-gangguan yang serius terhadap perekonomian. Dalam kondisi ini uang kehilangan nilaina dengan sangat cepat, tingkat bunga ril dapat mencapai -50 atau -100.
    4. Hiperinflasi (diatas 100% setahun). Apabila inflasi ini terjadi maka tidak ada segi baik perekonomian pasar, apabila harga-harga meningkat jutaan atau bahkan treliunan persen pertahun.

 
  1. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
    1. Demand-pull inflation
adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat/tinggi mendorong peningkatan permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap karena kapasitas produksi sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus. 
  1. Cost-push inflation
Inflasi desakan biaya (Cost-push Inflation) atau inflasi dari sisi penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa. Peningkatan biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan harga barang dan jasa, meskipun mereka harus menerima resiko akan menghadapi penurunan permintaan terhadap barang dan jasa yang mereka produksi. Sedangkan inflasi karena pengaruh impor adalah inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri. Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul karena beberapa factor diantaranya:
·         Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntu kenaikan upah
·         Suatu industri yang sifatnya monopolistis, manajer dapat menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga (yang lebih tinggi). Kenaikan harga bahan baku industri.

3.      Penggolongan inflasi didasarkan pada asal inflasi
    1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) : inflasi ini semata-mata disebabkan dari dalam negeri.adapun penyebabnya antara lain misalnya karena deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, kenaikan upah, gagal panen dan lain-lain.

2.      Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). : inflasi ini disebabkan   karena naiknya harga barang-barang impor.hal ini terjadi karena biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau karena adanya kenaikan tariff impor barang.

4.    Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga – harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga golongan :

 a)      Inflasi Merayap
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga yang jalannya lambat. Yang digolongkan inflasi ini adalah kenaikan harga – harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen dalam setahun.
b)      Inflasi Sederhana (Moderat)
Inflasi sederhana adalah infalsi yang tingkat kenaikan harga – harganya antara 5 hingga 10 persen per tahun.
c)      Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga – harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau tiga kali lipat dalam masa yang singkat.  Hiperinflasi sering berlaku dalam perekonomian yang sedang menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk menutupi hal tersebut, pemerintah cenderung mencetak uang atau meminjam uang dari bank sentral. Pembelanjaan pemerintah yang berlebihan tersebut akan mempercepat pertambahan pengeluaran agregat. pada umumnya perusahaan tidak mampu menghadapi pertambahan pengeluaran yang berlebihan dan sebagai akibatnya harga menjadi meningkat dengan cepat.

2.3               Penyebab Inflasi
1. Penawaran uang (jumlah uang yang beredar)
Pengertian uang yang paling sederhana adalah uang kertas dan uang logam yang ada ditangan masyarakat. Uang tunai ini desebut uang kartal (currency). Para ekonomi klasik cenderung mengartikan uang beredar sebagai currency karena uang yang benar-benar merpakan daya beli yang langsung dapat digunakan dan langsung mempengaruhi harga barang-barang. Dengan perkembangan peranan bank dalam perekonomian maka pengertian uang beredar sebagai uang kartal sudah diringgalkan. Saldo rekening giro mempunyai setatus yang sama dengan currency dan harus dimasukkan kedalam uang beredar. Ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran uang akan menyebabkan inflasi. Jika penawaran uang terlalu banyak maka inflasi akan meningkat, sebaliknya jika penawaran uang terlalu sedikit maka akan terjadi deplasi. Keseimbangan antara permintaan dan pernawaran terhadap uang dijelaskan dalam teori kuantitas dari iriving fisher:

MV=PT

Dimana:
M (Money)     : jumlah uang yang beredar di masyarakat tersiri dari uang kartal dan uang giral
V (Velocity)    : kecepatan peredaran
P (price)     : harga dari output
T (trade)     : jumlah ourput yang diperdagangkan

 
2.    Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah total nilai barang akhir dan jasa uang dihasilkan oleh suatu nergara dalam kurun waktu tertentu (1 tahun). Indonesia menggunakan GDP untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonominya (pendapatan Nasional). GDP menunjukkan nilai seluruh output atau produk dalam perekonomian suatu nefata. Dengan kata lain GDP dapat didefenisikan sebagai nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian selama suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Secara umum ada 3 pendekatan yang digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan nasional yang secara teoritis akan menghasilkan angka yang sama. Metode tersebut antara lain:
·         Metode produksi
Metode ini didasarkan atas jumlah nilai dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat atau nefara pada periode tertentu. Namun dalam perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode produksi dimungkinkan terjadinya perhitungan ganda. Maka ada dua cara menghindari yaitu menghitung nilai akhir dan/atau menghitung nilai tambah, dimana besarnya angka yang diperoleh dari kedua cara perhitungan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. 
·         Metode pendapatan
Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi dengan suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu, yang berupa pendapatan dari sewa, bunga upah, keuntungan dan lain-lain. Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode ini menujukkan besarnya pendapatan nasional.
·         Metode pengeluaran
Pengunaan metode ini untuk menghitung pendapatan nasional dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi yaitu sektor rumah tangga, sektor perusahan, pemerintah dan luar negeri suatu masyarakat atau pada periode tertentu. Seperti pengangguran, inflasi juga menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyarakat dan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi terganggu jika inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi yang bertambah serius cenderung untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini akan meperlambat pertumbuhan ekonomi. Negara yang inflasinya tinggi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi rendah. Daya beli masyarakat rendah menunjukkan pendapatan nasional negara tersebut menurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional berpengaruh terhadap inflasi yaitu jika pendapatan nasional naik tingkat inflasi juga naik dan sebaliknya jika pendapatan nasional turun maka inflasi juga turun.
3.      Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Nilai mata uang   rupiah adalah harga rupiah per satu unit dollar AS. Ada 3 pendekatan untuk menentukan nilai tukar, yaitu:
· Pendekatan neraca pembayaran
· Pendekatan moneter
· Pendekatan keseimbangan portopolio
4.    Tingkat Suku Bunga SBI
SBI (Sertifikat Bank Indonesia) adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk kebijakan open market operation dari bank Sentral (BI). Tindakan open market operation meliputi tindakan menjual dan membeli surat-srat berharga oleh bank sentral. Tindakan pembelian dan penjualan surat berharga akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga tingkat bunga) surat berharga. Akibatnya bunga umum juga akan terpengaruh. Berarti tingkat suku bunga ditetapkan oleh pemerintah melalui bank sentral. Kenaikan tingkat suku bunga akanSBI akan menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga surat berharga pasar uang (SBPU). Selain tingkat suku bunga bank umum juga mengalami kenaikan. Hal ini mengakibatkan konsmen khususna investoe tidak tertarik untuk meminjamkan modal dari bank umum. Kondisi yang demikian ini menyebabkan bahan kebutuhan umum banyak yang diimpor sementara jumlah ekspor relatif lebih kecil. Yang pada akhirnya mengakobatkan terjadinya inflasi. Ini berarti kenaikan tingkat suku bunga SBI menyebabkan tingkat inflasi bertambah.
2.4              Sumber-sumber Inflasi
·  Inflasi inersial
Dalam perekonomian industri modeen, inflasi sangat bersifat inersial artinya inflasi akan bertahan pada ringkar yang sama sampai kejadian-kejadian ekonomi menyebabkan untuk berubah. Inflasi ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang panjang sepanjang yang diperkitakan banyak orang bahwa laju inflasi tetap sama.
·  Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan terjadi apaila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik hingga keatas untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan agregat. Salah satu teori inflasi tarik permintaan yang berpengaruh menyatakan bahwa jumlah uang beredar adalah determinan utama inflasi. Alasan dibalik perndekatan ini adalah bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar meningkatkan permintaan agregatif, yang pada gilirannya meningkatkan tingkat harga.
·  Ekspektasi inflasi inersial
Sebagaian harga-harga dan upah ditetapkan dengan melihat kondisi perekonomian dimasa yang akan datang. Pada saat harga-harga dan upah meningkat secata cepat dan diperkirakan akan terus demikian, dunia usaha dan para pekerja cenderung akan memasukkan laju inflasi yang cepat kedalam keputusan harga dan upah mereka. Ekpektasi inflasi yang tinggi atau rendah cenderung akan dengan sendirinya memenuhi ramalan-ramalan tersebut.
2.5              Dampak Inflasi
   Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut.
Dampak Negatif
1.      Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2.      Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
3.      Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4.      Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk    pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5.      Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6.      Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
Dampak positif
1.        Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2.        Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
3.        Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

2.6              Cara mencegah inflasi
Dengan menggunakan Irving Fisher MV = PT, dapat dijelaskan bahwa inflasi timbul karena MV naik lebih cepat daripada T. Oleh karena itu maka untuk mencegah terjadinya inflasi maka salah satu variabel (M atau V) harus dikendalikan. Cara mengatur variabel M,V dan T tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kebijaksanaan moneter, fiskal atau kebijaksanaan yang menyangkut kenaikan produksi.
  1. Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposito). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara pertama apabila seseorag memasukkan uang kas ke bank dalam bentuk giro kemudian yang kedua apabila seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro. Instrumen lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasart terbuka (jual/beli surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih rendah.
  1. Kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
  1. Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan harga.
  1. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga,serta medasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji / upah secara riil tetap). Kalau indeks harga naik maka gaji / upah juga dinaikan.

B.                 PENGANGGURAN
2.1              Pengertian Pengangguran
 Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita.
Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan sama sekali. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran, Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja. Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerjax100%. 
2.2 Jenis-Jenis Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1.  Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2  Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sunggsungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
                 
             Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa  jenis, yaitu  :
a.   Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.  Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
 ¨  Akibat permintaan berkurang
 ¨  Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
 ¨  Akibat kebijakan pemerintah         
c.  Pengangguran friksional  (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f.  Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand). 

2.3 Sebab-Sebab Terjadinya Pengganguran
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
·            Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. 
·            Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang 
·            Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
·            Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
·            Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang

Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

2.4 Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
·         Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
    Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
·         Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
·         Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
·         Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
·         Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
    Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
·                 Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian 
·                 Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
·                 Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik. 
2.5 Kebijakan – Kebijakan Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb : 
1. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
¨Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
¨Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan 
¨Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan 
¨Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

2. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

× Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
× Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
× Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
× Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
× Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
3. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
* Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
* Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
4. Cara mengatasi Pengangguran Siklus
¨ Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
¨ Meningkatkan daya beli Masyarakat.




                                                 BAB III
                                             Permasalahan


3.1  Hubungan Antara Inflasi dan Pengangguran
Arti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara singkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.
Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak memberikan dampak yang negatif daripada positif bagi suatu bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena banyak negara yang mengelola ekonominya tidak efisien, hambatan investasi, dan masih tergantung sangat besar (baik dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor. Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.
Prof. A. W Phillips daro London School of Economic, inggris meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari teori yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti apabila inflasi naik, maka pengangguran turun, sebaliknya apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.
Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat inflasi dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja. Menurutnya, upah tenaga kerja akan cenderung turun bila pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi terdapat keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori Phillips, penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan semakin besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran rendah, maka upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan harga yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara tingkat upah dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan teoritis. Lihatlah kembali salah satu penyebab inflasi yang dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah satu penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan operasi, maka harga produk dijual dengan harga relatif mahal dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat inflasi tinggi, dan sebaliknya). 

3.2 Kaitan Masalah Pengangguran Dan Inflasi
Ada empat faktor yang menentukan tingkat inflasi. Pertama, uang yang beredar baik uang tunai maupun giro. Kedua, perbandingan antara sektor moneter dan fisik barang yang tersedia. Ketiga, tingkat suku bunga bank juga ikut mempengaruhi laju inflasi. Suku bunga di Indonesia termasuk lebih tinggi dibandingkan negara di kawasan Asia. Keempat, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana. Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM tersebut cukup memberatkan masyarakat lapisan bawah karena dapat menimbulkan multiplier effect, mendorong kenaikan harga jenis barang lainnya yang dalam proses produksi maupun distribusinya menggunakan BBM.
Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat. Untuk bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan perusahaan berkurang maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai konsekuensi atas berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga investor asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). 
Pada tahun 1980-an, pengangguran terbuka di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat yaitu dari 1,7 persen pada tahun 1980 menjadi 3,2 persen pada tahun 1990. Pertumbuhan pengangguran di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan, yaitu meningkat dari 2,8 persen pada tahun 1980 menjadi 6,1 persen pada tahun 1990. Sebaliknya tingkat pengangguran di pedesaan menurun secara drastis yaitu dari 1,4 persen menjadi 0,1 persen. 
Dari sisi pendidikan, tingkat pengangguran selama periode 1980 – 1990 pada semua tingkat pendidikan memper-lihatkan kecenderungan yang meningkat. Seterusnya, tingkat angkatan kerja berpendidikan di bawah Sekolah Dasar yang menganggur paling rendah sedangkan yang berpendidikan tinggi adalah yang paling tinggi, yaitu meningkat dari 1,8 persen pada 1980 menjadi 15,9 persen pada 1990. 
Selanjutnya, tingkat pengangguran di kota Indonesia selama periode 1971-1980 relatifnya rendah dan memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Menurut Manning, kadar pengangguran rendah ini disebabkan karena: 
1.      besarnya kemampuan sektor informal menyerap, bahkan menarik sejumlah besar penganggur, 
2.      tingkat investasi pemerintah yang tinggi dalam projek pembangunan dan prasarana sosial (sekolah, klinik kesehatan dan lain-lain), dan
3.      pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan adanya peluang pekerjaan baru di luar bidang usaha tani di pedesaan. 

Jumlah penduduk, angkatan kerja dan tingkat pengangguran di Indonesia
1980 – 2002 Uraian
1980
1985
1990
1995
2000
2002
Penduduk *
148,0
164,6
179,4
194,8
206.630
211.100
Angkatan Kerja**
52.421
63.826
77.803
86.361
95.651
100.800
Bekerja**
51.553
62.458
75.851
80.110
89.538
91.600
Pengangguran**
868
1.368
1.952
6.251
5.858
8.900
Tkt Pengangguran
1,7%
2,1%
2,5%
7,2%
6,1%
9,1%






BAB IV
KESIMPULAN


Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang secara terus-menerus. Ini tidak bearti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu nik dengan persentase yang sama. Inflasi dapat digolongkan menjadi berikut ini: Penggolongan didasarkan pada parah tidaknya inflasi, Jenis Inflasi Menurut Sebabnya, dan Penggolongan inflasi didasarkan pada asal inflasi. Beberapa dampak dari inflasi adalah sebagai berikut: Dampak terhadap distribusi pendapatan dan kekayaan, Inflasi dan Perkembangan Ekonomi, Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat, Berpengaruh langsung terhadap aktiva dan kewajiban masyarakat, Adanya penyesuaian suku bunga riil, Pengaruh terhadap tingkat bunga output secara keseluruhan, dan Dampak secara mikro terhadap efisiensi ekonomi. Selain itu juga inflasi bersumber dari Inflasi inersial, Inflasi Tarikan Permintaan dan Ekspektasi inflasi inersial. Inflasi juga memiliki faktor penyebab yaitu Penawaran uang, Pendapatan Nasional, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga SBI. Sedangkan cara mencegah inflasi terdiri dari : Kebijaksanaan Moneter, Kebijaksanaan Fiskal, Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output, Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi Pengangguran Terselubung, Setengah Menganggur,Pengangguran Terbuka. Berdasarkan penyebab terjadinya pengangguran dibedakan menjadi Pengangguran konjungturalPengangguran struktural, Pengangguran friksional,Pengangguran musiman, Pengangguran teknologi, Pengangguran siklus.
Terdapat     Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran yaitu Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja, Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang, Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia, Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang. Inflasi memiliki berbagai dampak antara lain Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara, Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat. Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis seperti Pengangguran Struktural, Pengangguran Friksional, Pengangguran Musiman, Pengangguran Siklus.




Daftar Pustaka

http://iermhadreier.blogspot.com/2012/12/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html
http://farida-datakuliah.blogspot.com/2011/12/perekonomian-indonesiainflasi-dan.html